Pondok pesantren pertanian Darul Fallah yang sudah menjalankan program lembaga mandiri yang mengakar di masyarakat (LM3) yang beralamat di jalan Raya Bogor-Ciampea KM. 12, kemarin minggu 1 Agustus 2010 menyelenggarakan haul ke 50 yang dihadiri Menteri Pertanian Ir. H. Suswono, MMA. Suswono pada saat wawancara dengan wartawan mengatakan “Lembaga-lembaga keagamaan seperti pesantren Darul Fallah ini kita kembangkan untuk mengelola pertaniannya dengan program LM 3. Itu kita lakukan, karena mereka adalah lembaga-lembaga yang sudah eksis dimasyarakat, sehingga ketika mereka memberdayakan masyarakat akan di terima dengan sendirinya. Maka dari itu program LM3 ini akan kita teruskan, karena dari lembaga-lembaga keagamaan yang sudah menjalankan program LM 3 itu terbukti berhasil, mereka bisa membiayai operasional lembaganya dan menularkan ilmu pertaniannya kepada masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat dalam mengelola pertanian bisa melakukan dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal, guna meningkatkan kesejahteraannya.”
Suswono juga menerangkan bahwa kendala yang dihadapi oleh para petani adalah masalah permodalan, untuk itu kementrian pertanian membantu para petani dengan program pengembangan usaha agribisnis di perdesaan (PUAP) guna membantu permodalan petani, disetiap desa dibentuk gabungan kelompok tani (Gapoktan), dari setiap gapoktan itu diberikan dana masing-masing 100 juta rupiah untuk digulirkan kesetiap anggota berdasarkan rencana usaha kerja para anggota. Modal inilah yang akan di gunakan oleh petani untuk modal usaha taninya. Program PUAP itu kita lakukan setiap tahun 1 trilyun dan sekarang sudah ada 3 trilyun. Tahun ini berarti akan ada 3 trilyun yang akan mengalir di masyarakat. Totalnya ada 31000 Gapoktan, berarti di Indonesia sudah separuh desa yang sudah dapat.
Bagi gapoktan uang itu dijadikan sebagai uang pinjaman yang bunganya sangat rendah dari 1-2 % tergantung dari kebijakan gapoktan itu sendiri. Nantinya gapoktan itu akan menjadi lembaga keuangan mikro agribisnis (LKMA). Program ini digulirkan untuk membangun menset (pola pikir) petani, dari petani tradisional menjadi petani modern. Sehingga menjadikan petani sebagai pengusaha. Kalau itu sudah berjalan disetiap desa, baru petani betul-betul bisa merasakan sejahteranya jadi petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda
Silakan tinggalkan komentar