Apa kabar Penyuluh Pertanian Indonesia?
Bagaimana kegiatan penyuluhan yang sudah Anda lakukan, mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi petani dan dalam jangka panjang dapat mensejahterakan para petani dampingan Anda. Mari kita berhenti sejenak dan membaca informasi berikut, sebuah informasi singkat yang dapat diaplikasikandengan mudah oleh para petani.
Anda tentu sudah sangat mengenal kuning telur, bukan? Ternyata kuning telur bukan hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dalam keadaan segar maupun olahanya. Saat ini di petani Korea sudah memanfaatkan kuning telur bukan hanya sebagai bahan makanan saja, mereka saat ini mulai memanfaatkan kuning telur sebagai bahan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) dalam bentuk pestisida hayati.
Pestisida hayati berbasis kuning telur ini sagat mudah dibuat oleh petani, harganya murah dan daya kendalinya terhadap OPT cukup baik. Selain mampu mengendalikan OPT, kuning telur sebagai pestisida bermanfaat juga untuk menyehatkan tanaman karena berfungsi pula sebagai pupuk hayati. Sebuah aplikasi teknologi tepat guna yang mud dibuat, murah dan penerapanya tidak sulit serta sangat cocok untuk diaplikasikan pada para petani di Indonesia.
Pestisida hayati berbasis kuning telur ini merupakan hasil penelitian pakar pertanian organik dari Korea, Hyeong Jin Lee dari Divisi Pertanian Organik Lembaga Nasional Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pertanian Pedesaan Korea. Pestisida hayati ini diberi nama EYCO yang merupakan singkatan dari Egg Yolk (kuning telur) dan Cooking Oil (minyak masak)
Menurut penelitian tersebut, EYCO dapat dipergunakan pada semua jenis tanaman untuk mengendalikan berbagai OPT. Pengendalian terhadap OPT ini lebih effektif dengan aksi proteksi atau perlindungan terhadap tanaman dibandingkan efek kuratif atau pengobatanya.
EYCO ini lebih effektif apabila digunakan untuk mengendalikan kapang putih dan serangga-serangga ukuran kecil seperti kutu dibanding serangga lebih besar seperti trips, moth dan patogen yang kuat seperti Colletotrichum. Namun pestisida hayati ini cukup effektif juga terhadap berbagai mikroba termasuk mycelia dan conidia.
Daya kendali pestisida hayati EYCO ini dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dengan cara mencampurnya dengan pestisida hayati lainya seperti Bacillus thuringiensis, ekstrak mimba, ekstrak lada, atau pestisida hayati lainya.
Aplikasi EYCO
Pakar pertanian organik Hyeong Jin Lee, memberikan contoh untuk aplikasi pestisida hayati EYCO ini untuk mengendalikan kapang putih pada tanaman timun dan daun sla (lettuce). Menurutnya pengendalian paling effektif dengan daya kendali sampai 95% adalah dengan menggunakan campuran 0,3 – 0,5 minyak biji bunga matahari atau kanola yang diemulsikan dengan 0,1% kuning telur. Emulsifikasi harus dilakukan dengan sempurna sampai betul-betul teremulsi semua bahan di atas, sehingga semua bahan homogen. Baru pestisida hayati EYCO dapat diaplikasikan pada tanaman tersebut.
Bagaimana rekan-rekan penyuluh pertanian? Inovasi teknologi temuan Hyeong Jin Lee, dari Korea ini saya kira layak untuk diaplikasikan untuk mengendalikan berbagai jenis OPT yang menyerang pertanaman para petani. Namun sebelum mengaplikasikannya perlu kajian effektifitas untuk berbagai jenis tanaman dan OPT di berbagai lokasi di tanah air, sebab ada kemungkinan effektifitasnya akan berbeda mengingat agroklimat dan tipologi lahan kita sangat berbeda dengan di Korea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda
Silakan tinggalkan komentar